Laman

Sabtu, 22 Mei 2010

Narkotika (Opioid)




Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sentesis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya kedalam tubuh. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.

Salah satu macam narkotika  adalah Opioid (Opiad).

Opioid atau opiad berasal dari kata opium, jus dari buah opium, Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkoloid opium, termasuk morfin. Nama opioid juga digunakan untuk opiad, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiad tetapi tidak didapatkan dari opium.

Opiad alami lain atau opiad yang disintesis dari obat alami adalah Heroin (diacethylmorphine), Kodein (3-methoxy-morphine) dan Dilaudid (hydromorphone).

Bahan-bahan opioid yang sering disalahgunakan adalah :

  1. Candu, getah tanaman Papaver somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak dimasak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates".Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak, inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjualbelikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara dihisap.
  2. Morfin, adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin rasanya pahit berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.
  3. Heroin (Putauw), Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karena efeknya sangat kuat. Obat ini biasa ditemukan dalam bentuk oil, bubuk dan juga dalam cairan. Seseorang yang sudah ketergantungan heroin biasa disebut juga "chasing the dragon". Heroin memberikan efek yang sangat cepat terhadap si pengguna, dan itu bisa secara fisik maupun mental. Dan jika orang itu berhenti mengkonsusi obat bius tersebut, dia akan mengalami rasa sakityang berkesinambungan.
  4. Heroin mempunyai kekuatan dua kali lipat dari morpin dan merupakan jenis opiad yang paling sering disalahgunakan orang akhir-akhir ini. Efek pemakaian heroin adalah : kejang-kejang, mual, hidung dan mata yang selalu berair, kehilangan nafsu makan dan cairan tubuh, mengantuk, cadel, bicara tidak jelas, tidak dapat berkonsentrasi. Sakaw atau sakit akibat putauw terjadi apabila si pecandu "putus"menggunakan putauw. Sebenarnya sakaw adalah salah satu bentuk detoksifikasi alamiah, yaitu membiarkan si pecandu melewati masa sakaw tanpa obat, selain didampingi dan dimotivasi untuk sembuh. Gejala sakaw adalah : mata dan hidung berair, tulang terasa ngilu, rasa gatal dibawa kulit seluruh tubuh, sakit perut/diare dan kedinginan. Tanda-tanda seseorang yang sedang ketagihan adalah : kesakitan dan kejang-kejang, kram perut dan menggelepar, gemetar dan muntah-muntah, hidung berlendir, mata berair, kehilangan nafsu makan, kekurangan cairan tubuh. Heroin disebut juga dengan nama putauw, putih, bedak, PT, etep, dll.
  5. Codein, merupakan garam/turunan dari opium/candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
  6. Demerol. Nama lain dari Demerol adalah Meperidine atau Pethidine. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
  7. Methadone. Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut adalah Naloxone (Narcan), Naltrexone (Trexan), Nalorphine, Levalorphane dan Apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktifitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah Pentazocine, Buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa Buprenor efektif untuk ketergantungan opioid.

Efek yang ditimbulkan oleh opioid adalah :

  • Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara
  • Kerusakan penglihatan pada malam hari
  • Mengalami keruakan pada liver dan ginjal
  • Peningkatan resiko terkena HIV dan virus hepatitis serta penyakit infeksi lainnya
  • Penurunan hasrat dalam hubungan seks dan kebingungan dalam identitas seksualnya
  • Kematian karena overdosis

Gejala putus obat dari ketergantungan opioid adalah :

  • Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea lakrimasipiloereksi, menguap, demam, dilatasi pupil, hipertensi, takikardia, disregulasi temperatur, termasuk pipotermia dan hipertermia.
  • Seseorang dengan ketergantungan opioid jarang meninggl akibat putus opioid, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
  • Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi temperatur, dan kecanduan opiad mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus opioid adalah kegelisahan dan irritabilitas.

Tidak ada komentar: