Laman

Minggu, 13 Juni 2010

Tegarlah

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman. (QS.Ali 'Imraan:139)

Sabtu, 12 Juni 2010

Jika Ingin Panjang Umur, Ikuti Gaya Hidup Sehat


Berhenti merokok. Penelitian yang dilakukan Nashville's Vanderbilt University terhadap enam responden menunjukkan bahwa berhenti merokok dalam satu minggu meningkatkan kadar HDL sampai 15 mg%.

Olahraga teratur. Penelitian yang dilakukan di Georgetown University terhadap 3.000 pria menunjukkan, lari 10 kilometer selama seminggu (dilakukan empat kali seminggu, masing-masing 30 menit) atau aktivitas lain dapat membakar 1.200-1.600 kalori.

Konsumsi antioksidan untuk mengurangi kolesterol jahat dan meningkatkan HDL. Buah-buahan dan sayuran diketahui kaya dengan vitamin A, C, dan E. Berdasarkan penelitian di University of Western Ontario, minum tiga gelas jeruk sehari dapat meningkatkan HDL sampai 21 mg% dalam waktu empat minggu. Vitamin C, E, beta karoten, B5, kromium, tembaga, dan likopen termasuk makanan kaya serat yang dapat menurunkan LDL.

Bawang putih yang mengandung vitamin A, B, dan C, serta mineral kalsium, zat besi, potasium, selenium, karoten, dan banyak unsur lain seperti allicin, fitosterol, dan belerang baik untuk menurunkan kolesterol. Bawang putih dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan gumpalan darah.

Hasil penelitian menunjukkan, daun teh hijau yang mengandung senyawa polifenol dapat membantu mencegah terbentuknya tumor, mengurangi kadar kolesterol, konsentrasi trigliserida darah, serta meningkatkan HDL. Ikan laut sebagai sumber mineral selenium akan berfungsi pula sebagai antioksidan jika dibarengi dengan konsumsi vitamin E. Ikan laut juga kaya dengan asam lemak tak jenuh omega-3 yang terbukti menurunkan LDL.

Batasi asupan kolesterol makanan yang kurang dari 300 mg per hari. Caranya, konsumsi makanan yang kaya dengan lemak tak jenuh tunggal, seperti minyak zaitun, minyak kacang tanah, dan minyak wijen. Lemak ini kaya dengan asam lemak oleat (omega 9) yang dapat menurunkan kadar LDL tanpa mempengaruhi HDL-nya. Penelitian sebelumnya menganjurkan diet lemak dengan cara mengganti lemak jenuh dengan tak jenuh jamak, seperti yang terdapat dalam minyak kedelai, jagung, biji bunga matahari, dan minyak ikan. Lemak tak jenuh jamak kaya dengan asam lemak linoleat (omega 6). Namun, konsumsi berlebihan justru malah menaikkan LDL. Selain itu, lemak tak jenuh jamak seperti pada kedelai, juga mengandung asam lemak linolenat (omega 3), namun asam lemak ini juga menurunkan kadar HDL.


Jadi bagus tidaknya kolesterol darah Anda, sangat tergantung bagaimana Anda mengendalikannya. Ingin panjang umur? Kendalikanlah kolesterol Anda. (www.info-sehat.com)

Jumat, 11 Juni 2010

Sereh



Jenis rumput berumpun banyak yang mengumpul menjadi gerombolan besar. Merupakan herba menahun yang tumbuh liar di tepi sungai, rawa, dan tempat-tempat lain yang dekat dengan air dan biasanya ditanam di pekarangan sebagai tanaman bumbu atau tanaman obat. Daun tunggal dengan bangun garis/linear berjumbai, panjang mencapai 1 m, lebar 15 mm, tepi kasar dan tajam, tulang daun sejajar, permukaan atas dan bawah berambut, warna hijau muda. Daunnya bila diremas berbau harum (aromatik). Perbanyakan dengan pemisahan.

Mengandung minyak atsiri dengan komponen-komponen citronellal, citral, geraniol, methylheptenone, eugenol-methyleter, dipenten, eugenol, kadinen, kadinol dan limonen.

Cara pemanfaatan :

  1. Nyeri lambung (gastritis) : 30-45 gram sereh segar digodok, minum sebagai teh.
  2. Batuk : 60 gram sereh kering digodok, minum sebagai teh
  3. Seluruh badan pegal-pegal : 6 ons sereh segar (berikut akarnya) digodok dengan air secukupnya, hangat-hangat dipakai untuk mandi
  4. Nyeri sendi : menggosok tempat sakit dengan minyak sereh.

Hanya Mengharap Keridhaan Allah

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan
tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al Insaan:9)

Wisdom 7

Tuhan menganugerahi kita wajah,

tapi kita harus memberinya ekspresi

(Anon)

Selasa, 08 Juni 2010

Hasil Penelitian Tentang Konsumsi Kopi dan Kafein

Dari hasil review literatur, asosiasi antara konsumsi kopi dan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskuler umumnya hilang setelah dilakukan adjustment terhadap (1) faktor risiko penyakit jantung koroner konvensional dan (2) korelasi kuat konsumsi kopi dengan kebiasaan hidup tak sehat. Bahkan beberapa studi menunjukkan adanya efek proteksi dari konsumsi kopi terhadap penyakit jantung koroner pada penderita Diabetes Melitus.  

Penelitian di Finlandia menunjukkan hasil asosiasi terbalik bertingkat antara minum kopi dengan risiko DM tipe 2, namun mekanisme/landasan teori dari penurunan risiko ini belumlah jelas (Tuomilehto dkk, 2004).

Werner dan Bohm (2006), merujuk pada penelitain kohort prospektif dari Lopez-Garcia (2006), menyebutkan tidak terdapat asosiasi antara konsumsi kopi dengan peningkatan risiko fatal dan non fatal infark miokardiak. Dari penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya korelasi antara konsumsi kopi dengan insiden DM. Penelitian ini juga tidak mengkonfirmasi adanya asosiasi antara konsumsi kopi dengan hipertensi arteri. Hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian Winkelmayer dkk (2005) yang tidak menemukan adanya asosiasi linier antara konsumsi kafein dan insiden hipertensi. Kebiasaan mengkonsumsi kopi tidak berasosiasi dengan peningkatan risiko hipertensi, hal ini kontras dengan konsumsi minuman kola biasa atau minuman kola diet yang berasosiasi dengan hipertensi.

Berbagai penelitian kasus kontrol menunjukkan konsumsi kopi yang meningkat berasosiasi dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian meta-analisis dari kumpulan studi kasus kontrol menunjukkan 60% peningkatan risiko penyakit jantung koroner (PJK) bagi peminum kopi 5 cangkir sehari. Namun, sebagian besar penelitian kohort prospektif tidak menemukan adanya penjelasan korelasi antara konsumsi kopi dengan PJK. Hal ini berhubungan dengan minimnya penelitian tentang efek akut kafein dan hilangnya follow up konsumsi kopi dalam suatu penelitian jangka panjang.

Minimnya penelitian jangka panjang ini diakhiri dengan hasil penelitian Lopez-Garcia dkk yang menunjukkan konsumsi kopi, baik akut maupun kronik, tidak berasosiasi dengan peningkatan risiko jantung koroner.

Sumber: www.kalbenutritionals.com

Sekilas Tentang Kopi dan Kafein


Efektor utama yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein memberikan efek antagonis terhadap reseptor adenosin, meningkatkan tekanan darah dan homosistein, menstimulasi oksidasi lemak dan pelepasan asam lemak bebas, serta menurunkan sensitivitas insulin.

Di lain pihak, selain mengandung kafein, kopi juga mengandung berbagai komponen lain, seperti antioksidan, kalium, niasin, magnesium dan fitokemikal lainnya yang sebaliknya, memberi efek proteksi terhadap sistem kardiovaskuler.

Berbagai studi menunjukkan kandungan kafein sebanyak 200 mg (280 gram atau 10 ounces kopi) secara signifikan memperbaiki kemampuan untuk berkonsentrasi, terutama apabila sedang mengantuk, namun kandungan kafein yang berlebihan tidak memberikan hasil yang lebih baik. Dosis tunggal kafein sebanyak 500 mg menunjukkan perburukan kemampuan berpikir sebagian besar individu. Kafein umumnya relatif tidak berbahaya jika digunakan secara sedang (2 cangkir sehari), namun dengan dosis yang lebih tinggi, kafein dapat menyebabkan gejala-gejala anxietas (gelisah), seperti berkeringat, tegang dan tidak mampu berkonsentrasi. Dosis tinggi kafein juga dapat memicu hilangnya kepadatan tulang pada wanita paruh baya dan memicu timbulnya rasa nyeri pada wanita paruh baya dengan kelainan fibrokistik jinak payudara.

Reaksi setiap individu terhadap kafein berbeda-beda tergantung kebiasaan harian dalam mengkonsumsi kopi. Pada peminum kopi reguler, tidak minum kopi dapat menimbulkan sakit kepala, fatig, perburukan kemampuan mental dan mood. Apabila kopi dikonsumsi lagi, maka gejala-gejala ini akan menghilang.

Kafein adalah suatu stimulan yang berefek meningkatkan laju pernafasan, denyut jantung, tekanan darah dan sekresi dari hormon stres dan hormon lainnya. Dosis sedang kafein dapat meningkatkan metabolic energi expenditure (kecepatan metabolik tubuh) dalam beberapa jam, menstimulasi saluran cerna dan memberi efek diuretik (banyak kencing).

Sumber: www.kalbenutritionals.com